Lebih Sering Ejakulasi, Lebih Subur


Ada berita baik untuk pasangan suami-istri, terutama yang sedang berusaha untuk memiliki keturunan. Berdasarkan hasil penelitian terbaru, hubungan seks yang dilakukan setiap hari dapat meningkatkan kualitas genetik sperma laki-laki dan dapat memperbesar kemungkinan baginya untuk memiliki anak.

Pasangan yang sedang berusaha mendapatkan keturunan, seringkali disarankan melakukan hubungan seks dengan jangka hari tertentu, dengan harapan sperma laki-laki ada jeda waktu untuk bertambah jumlahnya.

Tapi, para ilmuwan di Australia menemukan, hal seperti itu justru bisa menurunkan tingkat kesuburan pria.

Ada anggapan menjeda waktu hubungan seks bertujuan untuk meningkatkan jumlah sperma. Ternyata kualitas sperma malah bisa rusak jika seorang pria terlalu jarang ejakulasi. Dalam studi program bayi tabung pada sebuah pusat perawatan kemandulan di Australia, ditemukan bahwasanya hubungan seks yang dilakukan setiap hari selama kurun waktu satu minggu, bisa meningkatkan kualitas genetik sperma secara substansial, tanpa mengurangi jumlah sperma dalam jumlah ideal untuk kesuburan.

David Greening, ilmuwan yang memimpin penelitian itu mengatakan, bagi sebagian pasangan, melakukan hubungan seks setiap hari selama periode paling subur dari seorang wanita merupakan hal yang paling krusial dalam usaha memiliki anak.

Penemuan itu, yang dipresentasikan oleh Greening pada konferensi European Society of Human Reproduction and Embryology di Amsterdam awal Juli lalu, bisa menimbulkan implikasi penting bagi pasangan yang mengikuti program bayi tabung. Para pria biasanya disarankan untuk tidak ejakulasi selama 3 hari sebelum spermanya diambil untuk membuahi sel telur wanita. Dan banyak pasangan tidak melakukan hubungan seks teratur selama mengikuti program bayi tabung.

Ketika seorang pria tidak mengalami ejakulasi, sperma yang tersimpan dalam epididimis di atas testis jumlahnya akan meningkat. Namun, semakin lama sperma itu tersimpan di dalam epididimis, kualitas sperma itu akan semakin menurun atau menjadi rusak karena terkena paparan panas dan radikal bebas.

Dr. Greening menduga, bisa jadi hubungan seks harian dapat meningkatkan kesuburan. "Hanya dengan mengosongkan epididimis dan testis, kerusakan DNA pada sperma akan bisa dicegah. Karena tidak cukup waktu untuk terjadi kerusakan sperma."

Dua tahun lalu Greening memimpin sebuah kajian percontohan yang melibatkan 42 pria dengan tingkat kerusakan DNA yang tinggi pada sperma mereka. Dari studi itu ditemukan bahwa ejakulasi yang dilakukan setiap hari akan menekan tingkat kerusakan DNA hingga12 persen.

Ia telah mengulangi percoban serupa dengan melibatkan sekelompok pria dalam jumlah yang lebih besar, yaitu 118 orang. Pada 81 persen pria, kerusakan DNA-nya menurun rata-rata 12 persen, meskipun terlihat ada sedikit peningkatan kerusakan DNA pada 19 persen pria lainnya.

Dr. Greening mengatakan, ia telah mengubah saran yang diberikan kepada pasangan suami-istri berdasarkan hasil studi tersebut. "Jika saya menemukan kasus kerusakan DNA yang parah pada sperma seorang pria, saya akan melakukan test 7 hari itu agar tingkat kerusakannya bisa diturunkan," katanya

Category: ,  
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response.
0 Responses