Memburu sang Dokter Maut Nazi

Perburuan terhadap para bekas petinggi Nazi Jerman tampaknya masih belum berakhir, meski perang telah usai lebih dari 60 tahun silam.

Dalam perkembangan terbaru, para pemburu Nazi menyatakan, mereka memiliki bukti kuat bahwa seorang pelarian rezim Hitler, yang dikenal sebagai si Dokter Maut, bersembunyi di belahan selatan Cile.



Simon Wiesenthal Centre yakin Aribert Heim berada di Patagonia, tempat putrinya diketahui bermukim.

Pusat itu mengirimkan wakil ke kawasan tersebut untuk melanjutkan pencarian.

Pada akhir Perang Dunia kedua, banyak pemimpin Nazi yang ditangkap dan diajukan ke pengadilan kejahatan perang Nuremberg.

Namun beberapa bunuh diri, seperti Adolf Hitler, dan ada juga yang menghilang antara lain dengan bantuan organisasi pro-Nazi, seperti Odessa.

Para pemburu Nazi --khususnya mendiang Simon Wiesenthal-- membantu penemuan Adolf Eichmann di Argentina, yang kemudian diculik Israel tahun 1960, diadili dan dieksekusi.

Kamp maut

Setahun kemudian Franz Stangl, yang dulu menjabat komandan di kamp maut Treblinka, ditangkap di Brasil.
Beberapa tokoh Nazi lain baru berhasil diungkap identifikasinya setelah bertahun-tahun, seperti Klaus Barbie yang disebut Tukang Jagal Lyon, yang diadili Perancis pada tahun 1987, dan Walter Rauff yang ditangkap di Cili namun dibebaskan oleh Jenderal Pinochet.

Penyembunyian Josef Mengele --yang dikenal sebagai Malaikat Kematian Auschwitz-- baru diketahui setelah dia meninggal tahun 1979.

Masih ada sejumlah pejabat tinggi Nazi yang belum diketahui, yang kalaupun masih hidup kemungkinan berusia 90 tahunan.

Mereka adalah Alois Brunner, asisten Adolf Eichman yang diperkirakan tinggal di Suriah. Juga tidak diketahui tentang Heinrich Muller, bos Gestapo, yang tidak pernah terlihat lagi sejak Tahun 1945.

Dan, Aribert Heim, yang menjadi dokter di kamp Mathausen, sebelumnya diperkirakan sudah meninggal, namun ditemukan petunjuk tentang sebuah rekening bank yang dicurigai.

Maka dimulailah perburuan atasnya di Cile, tempat putrinya tinggal sejak tahun 1970-an.

'Tanpa pembiusan'

Heim konon menyusun catatan korban yang dia siksa dan bunuh di kamp konsentrasi Mauthausen di Austria.

Dia dituduh membunuh orang-orang Yahudi dengan cara yang luar biasa kejam.

Menurut orang-orang yang selamat dari Holokos, dia melakukan operasi dan amputasi tanpa pembiusan untuk melihat ketahanan korban terhadap rasa sakit.

Menyuntikkan bahan bakar, air atau racun ke dalam jantung korban dilaporkan menjadi cara yang paling dia suka di Mauthausen.

Pasca perang, Heim ditahan pasukan pendudukan AS, tapi tidak didakwa.

Dia kemudian membuka praktik di Baden-Baden, Jerman sampai tahun 1962, ketika dia melarikan diri setelah mendapat informasi bahwa pihak berwajib akan menuntut dia.

Kelompok pemburu mantan pejabat Nazi menawarkan imbalan 315,000 ero (Rp4,5 miliar) untuk informasi yang bisa mengarah ke penangkapan Heim.

Jika dia memang masih hidup, Aribert pasti sudah berumur 94 tahun.

Sumber : http://www.bbc.co.uk/indonesian/news...nazihunt.shtml

Category: ,  
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response.
0 Responses