VIVAnews - Dua penelitian terbaru yang merekam jejak konsumsi pornografi warga dunia menemukan beberapa angka mengejutkan.
Sebuah studi menemukan posisi tiga besar negara pengonsumsi pornografi terbesar adalah Cina sebesar 28 persen dari pasar, Korea Selatan 27 persen dan Jepang 21 persen. Warga Amerika Serikat menempati urutan keempat dengan konsumsi pornografi 14 persen. Temuan tersebut cukup unik, sebab konsumen AS menganggap konservatif benda dan konten yang menempati urutan teratas daftar pembelian pornografi dunia.
Sebagai contoh, UU Militer Korea Selatan tidak membedakan antara konsensus dan non-konsensus seks, karena dinilai sama-sama merupakan perbuatan. Konsensus seks dewasa seperti homoseksual di negara itu dianggap sebagai tindakan perkosaan yang berulang (reciprocal rape).
Pada studi lain, peneliti Ben Edelman dari Sekolah Bisnis Harvard menemukan bahwa negara-negara dengan aturan perundang-undangan lebih konservatif terhadap homoseksualitas cenderung memiliki tingkat konsumsi pornografi lebih tinggi.
Di antara negara bagian dengan tingkat konsumsi tertinggi di AS, delapan negara bagian memilih McCain pada pemilu 2008, sementara enam negara lainnya terobsesi pada Obama.