Oda Nubunaga ( Part.3 )

Penaklukan Mino

Penaklukan Saitō Tatsuoki dari Provinsi Mino merupakan tujuan berikut Nobunaga. Pada tahun 1564, Nobunaga bersekutu dengan Azai Nagamasa dari Ōmi utara untuk menjepit posisi klan Saitō. Berdasarkan perjanjian tersebut, adik perempuan Nobunaga yang bernama Oichi dinikahkan dengan Azai Nagamasa.

Pada tahun 1566, Nobunaga memerintahkan Kinoshita Tōkichirō (Hashiba Hideyoshi) untuk membangun Istana Sunomata yang akan digunakan sebagai batu loncatan penyerangan ke Mino.

Nobunaga berhasil menaklukkan pasukan Saitō Tatsuoki berkat bantuan klan Takenaka, Kelompok Tiga Serangkai dari Mino bagian barat (pasukan dari klan Inaba, klan Ujiie, dan klan Andō), klan Hachisuka, klan Maeno dan klan Kanamori. Dengan ditaklukkan Provinsi Mino pada tahun 1567, Nobunaga menjadi daimyo dua provinsi sekaligus di usia 33 tahun.

Keinginan Nobunaga untuk menaklukkan seluruh Jepang dimulai dari Provinsi Mino, karena pada saat itu menguasai Mino sama artinya dengan menguasai seluruh Jepang. Nama bekas pusat kekuasaan klan Toki dan klan Saitō di Inoguchi diganti namanya oleh Nobunaga menjadi Gifu. Aksara kanji "Gi" untuk kota Gifu diambil dari nama Gunung Gi (Qi dalam bahasa Tiongkok) yang merupakan tempat berdirinya Dinasti Zhou. Nobunaga konon bermaksud menggunakan kesempatan ini sebagai titik awal pendirian dinasti Nobunaga.

Pada tahun itu juga (1567), Nobunaga mulai secara terang-terangan menunjukkan ambisinya menguasai seluruh Jepang. Nobunaga mulai menggunakan stempel bertuliskan Tenka Fubu (天下布武, Tenka Fubu? di bawah langit, menguasai dengan kekuatan bersenjata) atau penguasaan seluruh Jepang dengan kekuatan bersenjata.

Pada saat itu, Provinsi Kai dan Shinano yang bertetangga dengan Mino dikuasai daimyo Takeda Shingen. Nobunaga berusaha memperlihatkan sikap bersahabat dengan Shingen, antara lain berusaha mengawinkan Oda Nobutada, putra pewarisnya dengan anggota keluarga Takeda Shingen.

Koalisi anti-Nobunaga

Pada bulan April 1570, Nobunaga bersama Tokugawa Ieyasu memimpin pasukan untuk menyerang Asakura Yoshikage di Provinsi Echizen. Istana milik Asakura satu demi satu berhasil ditaklukkan pasukan gabungan Oda-Tokugawa. Pasukan sedang dalam iring-iringan menuju Kanegasaki ketika secara tiba-tiba Azai Nagamasa (sekutu Nobunaga dari Ōmi utara) berkhianat dan menyerang pasukan Oda-Tokugawa dari belakang. Nobunaga sudah dalam posisi terjepit ketika Kinoshita Hideyoshi meminta diberi kesempatan bertempur di bagian paling belakang dibantu Tokugawa Ieyasu agar Nobunaga mempunyai kesempatan untuk kabur. Pada akhirnya, Nobunaga bisa kembali ke Kyoto. Peristiwa tersebut dikenal sebagai Jalan Lolos Kanegasaki (Kanegasaki Nukiguchi).

Sementara itu, Ashikaga Yoshiaki yang sedang membangun kembali Keshogunan Muromachi, secara diam-diam mengumpulkan kekuatan anti-Nobunaga. Koalisi anti-Nobunaga yang dipimpinnya terdiri dari daimyo seperti Takeda Shingen, Asakura Yoshikage, Azai Nagamasa, Kelompok Tiga Serangkai Miyoshi, dan kekuatan bersenjata kuil Buddha dan Shinto seperti Ishiyama Honganji dan Enryakuji. Kekuatan yang dipaksa tunduk kepada Nobunaga seperti Miyoshi Yoshitsugu dan Matsunaga Hisahide juga dipanggil untuk bergabung.

Pada bulan Juni 1570, pasukan Tokugawa Ieyasu bersama pasukan Nobunaga terlibat pertempuran dengan pasukan gabungan Azai-Asakura yang anti-Nobunaga. Pertempuran terjadi di tepi sungai Anegawa (Provinsi Ōmi) yang kemudian dikenal sebagai Pertempuran Sungai Anegawa.

Pertempuran berlangsung sengit dengan kerugian besar di kedua belah pihak. Pihak Azai dengan Isono Kazumasa di garis depan sudah kehilangan 13 lapis pasukan dari 15 lapis pasukan yang ada. Tokugawa Ieyasu yang berhadapan dengan Kelompok Tiga Serangkai dari Mino juga terlibat pertempuran sengit. Pada akhirnya, pasukan Nobunaga berhasil mengalahkan pasukan gabungan Azai-Asakura. Pada pertempuran berikutnya di Sakamoto (Ōmi), pasukan Nobunaga menderita kekalahan pahit dari pasukan gabungan kuil Enryakuji-Asakura-Azai. Mori Yoshinari dan adik Nobunaga yang bernama Oda Nobuharu tewas terbunuh.

Pada bulan September 1571, Nobunaga mengeluarkan perintah untuk membakar kuil Enryakuji yang memakan korban tewas sebanyak 4.000 orang. Korban tewas sebagian besar terdiri dari wanita dan anak-anak, termasuk pendeta kepala Enryakuji yang ikut tewas terbunuh. Takeda Shingen dalam pernyataan yang mengecam keras tindakan Nobunaga mengatakan Nobunaga sudah berubah menjadi Raja Iblis. Bangsawan bernama Yamashina Toki dalam pernyataan yang menyesalkan tindakan Nobunaga mengatakan (Nobunaga) sudah menghancurkan ajaran agama Buddha.

Pada tahun 1572, Takeda Shingen dari Provinsi Kai memutuskan untuk menyerang Kyoto sebagai jawaban atas permintaan bantuan Ashikaga Yoshiaki. Pasukan berjumlah 27.000 prajurit yang dipimpin Shingen berhasil menaklukkan wilayah kekuasaan keluarga Tokugawa.

Ketika mendengar kabar penyerangan Takeda Shingen, Nobunaga sedang berperang melawanAzai Nagamasa dan Asakura Yoshikage di Ōmi utara. Nobunaga segera kembali ke Gifu setelah pimpinan pasukan diserahkan kepada Kinoshita Hideyoshi. Nobunaga mengirim pasukan untuk membantu Tokugawa Ieyasu, tapi jumlahnya tidak cukup. Pasukan Takeda Shingen tidak mungkin ditundukkan pasukan bantuan Nobunaga yang hanya terdiri dari 3.000 prajurit. Pada akhirnya, pasukan gabungan Oda-Tokugawa dikalahkan pasukan Takeda dalam Pertempuran Mikatagahara. Selanjutnya, pasukan Takeda terus memperkuat posisi di wilayah kekuasaan Tokugawa.

Pada musim dingin 1572, Asakura Yoshikage secara tiba-tiba memutuskan persekutuannya dengan Takeda Shingen. Keadaan ini menguntungkan pihak Nobunaga. Pasukan Nobunaga yang dipusatkan di Ōmi utara bisa ditarik mundur. Dengan tambahan pasukan yang baru kembali dari Ōmi utara, kekuatan pasukan gabungan Oda-Tokugawa berada jauh di atas pasukan Takeda. Pasukan Takeda yang menghadapi pasukan gabungan Nobunaga hanya dapat maju pelan-pelan. Takeda Shingen mengirimkan surat kepada Yoshikage sambil terus bergerak maju sedikit demi sedikit di dalam wilayah Tokugawa. Pada bulan Mei 1573, Shingen tutup usia karena sakit sebelum ambisinya menguasai Kyoto tercapai. Setelah membubarkan diri, Pasukan Takeda pulang ke Provinsi Kai, dan sekaligus menandai tamatnya koalisi anti-Nobunaga.

Pada bulan Juli 1573, pasukan Nobunaga terlibat dua kali bentrokan bersenjata dengan pasukan Ashikaga. Keshogunan Muromachi runtuh setelah diusirnya shogun Ashikaga Yoshiaki dari Kyoto. Selanjutnya, pada bulan Agustus, Nobunaga berhasil menghancurkan pasukan Asakura Yoshikage dalam Pertempuran Ichijōdani. Pada bulan berikutnya (September 1573), Azai Nagamasa tewas akibat penyerangan pasukan Nobunaga. Dalam peristiwa ini, adik perempuan Nobunaga yang bernama Oichi yang diperistri Azai Nagamasa berhasil diselamatkan, namun Kelompok Tiga Serangkai Miyoshi tewas terbunuh.

Pada bulan November 1573, Miyoshi Yoshitsugu dari Kawachi dipaksa pasukan Sakuma Nobumori untuk melakukan bunuh diri. Matsunaga Hisahide juga dipaksa menyerah. Tidak sampai setengah tahun setelah wafatnya Takeda Shingen, para daimyo yang menjadi anggota koalisi anti-Nobunaga tewas.

Insiden Honnōji


Pada tanggal 15 Mei 1582, Tokugawa Ieyasu berkunjung ke Istana Azuchi untuk mengucapkan terima kasih kepada Nobunaga atas penambahan Suruga ke dalam wilayah kekuasaannya. Nobunaga menugaskan Akechi Mitsuhide sebagai tuan rumah yang mengurus segala keperluan Ieyasu selama berada di Istana Azuchi mulai tanggal 15 Mei-17 Mei 1582.

Di tengah kunjungan Ieyasu di Istana Azuchi, Nobunaga menerima utusan yang dikirim Hashiba Hideyoshi yang meminta tambahan pasukan dari Nobunaga. Posisi Hideyoshi yang sedang bertempur merebut Istana Takamatsu di Bitchū dalam keadaan sulit, karena jumlah pasukan Mōri berada di atas jumlah pasukan Hideyoshi.

Nobunaga menanggapi permintaan bantuan Hideyoshi. Mitsuhide dibebaskan dari tugasnya sebagai tuan rumah bagi Ieyasu dan diperintahkan memimpin pasukan bantuan untuk Hideyoshi. Dalam jurnal militer Akechi Mitsuhide ditulis tentang Nobunaga yang tidak merasa puas dengan pelayanan Mitsuhide sewaktu menangani kunjungan Ieyasu. Nobunaga menyuruh anak laki-laki peliharaannya yang bernama Mori Ranmaru untuk memukul kepala Mitsuhide.

Nobunaga berangkat ke Kyoto pada 29 Mei 1582 dengan tujuan mempersiapkan pasukan yang dikirim untuk menyerang pasukan Mōri. Nobunaga menginap di kuil Honnōji, Kyoto. Akechi Mitsuhide yang sedang dalam perjalanan memimpin pasukan bala bantuan untuk Hideyoshi berbalik arah, dan secara tiba-tiba muncul di Kyoto untuk menyerang kuil Honnōji. Pada tanggal 2 Juni 1582, Nobunaga terpaksa melakukan bunuh diri, namun jasad Nobunaga kabarnya tidak pernah ditemukan. Peristiwa ini dikenal sebagai Insiden Honnōji.

Category:  
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response.
0 Responses