Ksatria TEMPLAR

Pada pagi hari tanggal 21 Januari 1793, Raja Perancis Louis XVI digiring ke Place de la Concord di Paris untuk dieksekusi. Disaksikan oleh massa yang mengerumuni, dia menghadapi kematian oleh pisau guillotine. Tepat pada 10:15, pisau tersebut menghempas, memisahkan kepala sang raja dari tubuhnya. Kemudian, hal yang mengejutkan terjadi. Seorang pria melompat ke tempat eksekusi dan mencucukkan jarinya ke darah sang raja dan berteriak: JACQUES DE MOLAY, DENDAMMU TERBALASKAN!
Siapa tidak kenal Jacques de Molay, mahaguru terakhir Templar yang dibakar hingga mati atas tuduhan bid'ah pada tahun 1314.

Pada jaman modern, ksatria templar masih menjadi figur yang penting bagi masyarakat eropa. Mereka terlihat sebagai pahlawan yang menjaga tanah suci selama perang salib, penjaga gereja suci yang berperang mendampingi Richard the Lionheart. Sejarawan melihat Templar sebagai organisasi militer yang efisien dan turut berkontribusi pada sistem kapitalisme modern.

Selain itu, orde ini juga terselubungi oleh mistis yang membuatnya semakin misterius.


The Order of Poor Knights of the Temple of Solomon atau lebih dikenal sebagai Order of the Temple atau The Knights Templar, dibentuk oleh bangsawan Perancis bernama Hugues de Payen pada sekitar tahun 1119 di Yerusalem. Kota suci tersebut telah berada di tangan kristen sejak dua puluh tahun sebelumnya. Yerusalem merupakan pusat utama peziarah Eropa. Namun, mereka tidak menyadari adanya marabahaya sepanjang perjalanan ke tempat suci. Banyak gerombolan perampok siap menyerang mereka, kadang bandit tersebut adalah gerombolan Saracen, kadang pula gerombolan Crusader yang mangkir. Untuk menghadapi ancaman tersebut, Hugues the Payen membentuk kelompok sembilan ksatria untuk melindungi peziarah.

Hugues dan rekan-rekannya sebenarnya tidak seperti yang orang-orang imajinasikan. Mereka tidak memiliki uang, pakaian yang mereka pakai merupakan pakaian pemberian, dan kesulitan untuk merekrut anggota baru serta memperoleh perlengkapan pada tahun-tahun pertama kemunculannya. Kemudian pada tahun 1129, saat Council of Troyes, Templar telah dikenal sebgai pahlawan kristen Eropa, dan antara tahun 1139 dan 1145, Paus memberikan hak otoritas kepada Templar yang menjadikannya memiliki kekuatan besar.

Untuk mendalami mengapa dan bagaimana Templar menjadi kekuatan yang besar pada waktu yang begitu cepat, kita perlu melihatnya dari awal, dari Yerusalem dimana mereka memperoleh konsepsinya, dan dari konsepsi tersebut yang mengarah kepada Temple of Solomon (Bait Allah Salomo).
Temple of Solomon,
Bait Allah pertama didirikan oleh Salomo/Sulaiman sekitar tahun 950 SM di lokasi yang sekarang dikenal sebagi Temple Mount/Bukit Kuil. Lokasi ini dipilih oleh ayahnya, Raja Daud, yang mengenalnya sebagai tempat di mana Abraham akan mengurbankan Ishak, anaknya (mungkin berbeda sedikit dari sudut pandang Islam, di mana Ishmael, bukan Ishak, yang dikurbankan). Bait Allah ini juga dikenal sebagai tempat di mana Tabut Perjanjian (berisi loh batu yang menuliskan 10 perintah Allah) tersimpan.

Bertahun-tahun kemudian, Israel diduduki oleh invasi bangsa asing dari timur. Yang pertama oleh bangsa Assiria, kemudian sekitar tahun 586 SM oleh bangsa Kaldea. Raja mereka, Nebukadnessar memerintahkan penghancuran bait Allah dan pembuangan orang israel ke Babel sebagai budak. Bangsa Kaldea, lalu ditaklukan oleh Persia, dan bangsa Israel diperbolehkan pulang kampung pada 515 SM dan membangun kembali Bait Allah.

Keadaan politik yang tidak menentu pada abad kedua sebelum masehi membuat Israel meminta perlindungan kepada Roma. Namun, setelah kunjungan Caesar pada tahun 47 SM, yang tadinya merupakan hubungan diplomatik berubah menjadi pendudukan oleh Roma. Waktu berlalu setelah kemunculan Yesus. Dan pada tahun 70, orang yahudi memberontak terhadap Roma. Romawi menghancurkan pemberontakan secara brutal dan bait Allah dihancurkan untuk kedua kalinya. Pemberontakan lain muncul dipimpin Simeon ben-Koseba yang kemudian dihancurkan pula dan orang yahudi dilarang memasuki Yerusalem sama sekali.

Pada abad keempat, Yerusalem menjadi Kota Suci bagi kepercayaan Kristen. Pada tahun 312, kaisar Konstantin memerintahkan pendirian gereja di Betlehem dan di Yerusalem (tempat penyaliban dan kebangkitan Yesus, dikenal sebagai Gereja Holy Sepulchre). Namun penerus Konstantin, Julian Apostate tidak meneruskan kepercayaannya dan kembali merubah kekaisaran menjadi penganut pagan. Julian mencoba membangun kembali kuil di yerusalem, namun terhenti ketika kematiannya. Yerusalem sepertinya tidak ditakdirkan memiliki Bait Allah selanjutnya.

Yang jadi pertanyaan, apabila Temple-nya aja pada masa pemerintahan Romawi dulu sudah tidak ada, lalu bagaimana bisa ksatria Templar menyebut diri Order of the Temple? Hal ini cukup menarik untuk dibahas.

Waktu terus berlalu, dan pada tahun 638, Yerusalem terkepung oleh kalifah Omar dan akhirnya jatuh ke tangan muslim. Yerusalem merupakan tempat suci pula bagi umat muslim, terutama di sekitar Temple Mount, di mana nabi Muhammad naik ke surga. Pada akhirnya, masjid Al-Aqsa didirikan di tempat tersebut. Selanjutnya, pada abad ke-7, masjid lain juga didirikan yang disebut dengan Dome of the Rock. Lalu apa hubungannya antara masjid dengan templar, hal tersebut akan terjawab pada postingan berikutnya.

Waktu berlalu kembali......

Setelah kemenangan perang Salib pertama, kebanyakan crusader yang bertahan hidup kembali ke Eropa. Baldwin de Boulogne tetap tinggal dan menjadi raja pertama yerusalem. Sementara itu, Tripoli diperintah oleh Raymond de Saint-Gille, dan Antioch dibawah kuasa Bohemond of Taranto. Pada saat itu, tanah suci telah menarik para peziarah eropa untuk datang. Situs-situs ziarah tersebut yang berada di luar Yerusalem, antara lain: Sephoria (tempat masa kecil Maria), Betlehem (kelahiran Yesus), sungai Yordan (pembabtisan Yesus), gunung Tabor (Yesus dimuliakan), dan jalan dari Yerusalem-Yerikho (tempat cerita Orang Samaria yang Baik Hati). Namun, jalan-jalan di luar tembok kota Yerusalem tidak lah aman. Pada paskah 1119, sebanyak 700 peziarah diserang Saracen di jalan menuju sungai Yordan: 300 terbunuh; 60 dilarikan sebagai budak. Yang lebih parah lagi, pasukan Roger (tangan kanannya Bohemond II of Antioch) disergap dan terbunuh di Field of Blood.

Untuk mengatasi ketidakamanan perjalanan ziarah, dua bangsawan Perancis, Hugues de Payen dari Champagne dan Godfrey de St Omer dari Picardy bersama dengan 7 ksatria lainnya mengusulkan untuk menjaga perjalanan ziarah dari dan ke Tempat Suci kepada raja Baldwin II. Ksatria-ksatria ini tidak menjadi seperti ksatria biasa, namun akan tinggal di komunitas biara mengikuti peraturan St Agustinus. Raja Baldwin II menyetujui rencana tersebut. Dan pada hari natal, Hugues dan Godfrey bersumpah mengikuti kaul kemiskinan, kemurnian, dan ketaatan di depan Baldwin II dan Warmund of Picquigny di dalam gereja Holy Sepulchre. Kemudian Baldwin memberikan masjid Al-Aqsa sebagai markas mereka. Dan Order of Poor Knight of Temple of Solomon, Order of Temple, atau ksatria Templar lahir.

Yang menjadi pertanyaan apa hubungannya masjid Al-Aqsa dengan Temple of Solomon dan ksatria Templar. Ternyata jawabannya cukup sederhana. Para crusader dulu selalu menyebut Al-Aqsa sebagai Temple of Solomon. Namun, masih menjadi perdebatan apakah hal tersebut terjadi akibat crusader keras kepala menyangkal adanya keberadaan Islam di sana atau karena ketidakpedulian bahwa bangunan tersebut dibangun sebagai masjid. Namun lepas dari itu semua, Templar percaya bahwa area yang diberikan kepada mereka merupakan bekas reruntuhan dari Kuil Salomo.

bersambung .....

Category: ,  
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response.
0 Responses