No Sex Before Marriage, Sanggupkah ?

Beberapa kali Dewa Dewi menemukan artikel yang sangat mengejutkan ( bener – bener terkejut, kok ).

Yang intinya menyebutkan, bahwa angka procentage mahasiswi dikota besar Indonesia yang ngga perawan sangat tinggi.

Berarti banyak cowok – cowoknya yang ngga perjaka ting – ting lagi, donk.
Kenapa fenomena seperti ini berjalan terus ?

Apakah ada kaitannya dengan semakin meningkatnya kesadaran para cowok, yang sudah tidak mempermasalahkan lagi calon istrinya perawan atau tidak

Berapa % sih cowok yang berpendapat seperti ini ? DD khawatir, ini hanya sekedar pemanis bibir saja, kok. Yang ujung – ujungnya, justru memerosokkan cewek untuk ML sebelum nikah beneran.

Oke, DD berpikir rasionalis. Untuk menekan atau menghindari ML sebelum nikah emang sulit, dan tidak segampang kampanye yang diucapkan. Budaya seks bebas, menggerogoti kawula muda dengan cara yang sangat menggiurkan.

Walo ada kampanye tentang resiko kehamilan, bahaya aborsi, penularan penyakit seksual dimana – mana. ML sebelum nikah ternyata syah – syah saja ( menurut siapa, yah) asalkan dilakukan secara diam – diam.

Tidak heran, jika Dewa Dewi begitu “kepincut ” dengan tulisan Prof. Dr. Helen Visser asal Texas, yang mengadakan penelitihan tentang perselingkuhan dalam 20 kultur, dalam rangka penyusunan bukunya yang berjudul The Anatomy Of Love dan The Sex Contract.

Walo artikel ini lebih menekankan pada seks pra nikah, toch ngga ada salahnya mengambil gambaran dari pendapat beliau.

Sang profesor mengatakan bahwa “perjinahan” juga banyak ditemukan dinegara yang memberlakukan hukuman mati bagi pelakunya.

Buktinya, lihat kasus di Iran dalam gambar disamping. Dewa Dewi menjadi mengkerut kulit dahinya. Kok ngga takut ya ?

Seandainya perjinahan tersebut diketahui, apa setimpal kenikmatan ” orgasme ” yang hanya berlangsung dengan hitungan detik, dibanding dengan hukuman mati ?

Maka penulis Dewa Dewi tertarik mendiskusikan hal ini dengan kenalan yang berasal dari negara yang memberlakukan hukuman berat ini, serta sejawat yang dinegaranya sangat menjunjung tinggi nilai keperawanan seorang wanita.

DD berbicara dengan teman asal negara Maroko. Karena dinegara ini seorang pengantin harus bisa menunjukkan sprei dengan “bercak merah” sebagai bukti pecahnya selaput dara.

Dan dalam kesempatan lain, DD juga ngobrol dengan teman wanita asal negara Turki dan negara Tunesia.

Dan tidak ketinggalan, DD juga ngobrol dengan kenalan asal negara Iran. Karena dinegara ini selalu heboh dengan berita – berita memperjuangan hak – hak kaum wanita, yang merasa ditindas.

Seperti diketahui, negara Iran adalah negara religius yang tegas dalam memerangi perjinahan dan pergaulan bebas. Bahkan didalam sehari hari bukan hal baru, jika polisi wanita aktif mengontrol kaum wanitanya ditempat umum.

Apakah kaum wanita tersebut sudah menggunakan busana yang sesuai aturan. Agar tidak ditemukan kaum wanita memperlihatkan bagian tubuh, yang diduga mengundang birahi kaum laki – laki.

Foto disamping bisa bisa dilihat, seorang polisi wanita sedang memeriksa seorang cewek, apakah dia menggunakan kaus kaki atau tidak.

Dengan melihat situasi diatas, Dewa Dewi sempat bertanya dalam hati. Bagaimana mereka masih bisa dimasuki pergaulan bebas atau seks diluar pernikahan ?

Jika fakta ini benar, bahwa merekapun digerogotin pergaulan seks bebas, maka tak heranlah dengan situasi yang terjadi dikalangan muda negara Indonesia !!

Bahwa banyak cewek – cewek yang sudah turun mesin. Halah, kok disamain sama motor, seh.( Maap, lhoh )

Dari obrolan yang Dewa Dewi dapatkan dari orang – orang diatas, ternyata Dewa Dewi mendapatkan kenyataan yang mengejutkan. Diantaranya, cewek – cewek yang masih perawan rela melakukan anal seks, hanya agar mahkota keperawanannya tidak rusak !!

Benarkah kasak – kusuk yang DD dengar ?

Maka Dewa Dewi mendapat gambaran yang lebih gamblang, setelah seorang jurnalis dan ahli sejarah asal Amsterdam ( Eefje Blankevoort ) beberapa hari yang lalu meluncurkan buku ” Stiekem Kan Hier Alles.” ( Semua Bisa Disini Asalkan Diam – Diam ).

Wawancarannya berkaitan dengan buku ini DD dapatkan dari tabloit Metro tanggal 09 Oktober 2007.

Artikel yang DD tulis serta wawancara dari Eefje Blankevoort ini tidak bermaksud memandang miring hukum atau agama Islam yang ada di Iran.

Ini hanya gambaran, bahwa seks bebas bisa menembus hukum dan peraturan yang berat sekalipun. Maka dari itu perlu diwaspadai !

Wawancara dengan jurnalis dan ahli sejarah Eefje Blankevoort yang tertulis di tabloit Metro, Dewa Dewi terjemahkan sebagai berikut :

Anda telah beberapa kali tinggal di negara Iran dalam periode yang lama. Apa yang paling mengejutkan anda ?

Bahwa keadaan disini lebih kompleks, dari apa yang sedang anda pikirkan. Saya sudah curiga sebelumnya. Bahwa dibalik ketatnya hukum dan agama, terselubung ide – ide gila.( kelompok yang dimaksudkan adalah anak – anak muda )

Banyak orang yang diam, atau memandang keadaan ini begitu saja. Tetapi saya begitu tertarik untuk melihat realita yang kompleks tersebut.

Di Iran bisa ditemukan orang – orang yang religius sekali, tetapi juga banyak ditemukan orang – orang yang berpikiran progresif.

Dapatkah anda menggambarkan kehidupan remaja Iran ?

Kultur kawula muda disana adalah amat penting dan begitu beragam. Ditemukan begitu banyak anak – anak muda yang religius dan berbakti kepada keluarganya, tetapi dibalik itu juga menyimpan ide – ide progresif.

Anak – anak muda yang hidup dikota Teheran bagian utara hidup dengan mobil mewah, rok mini,pake make up tebal, yang nampak sibuk dengan penampilan luar. Disana juga secara terselubung ditemukan pesta, melakukan seks, minum alkohol, dan merokok.

Bagaimana sikap orang – orang Iran terhadap anda ?

Mereka sangat ramah dan dipenuhi rasa keingin tahuan. Kata – kata yang sering terdengar ditelinga saya, adalah sebutan ” khareji ” ( orang asing ), tetapi dengan cara yang tidak agresif.

Ternyata begitu mudah untuk menjalin kontak dengan orang disini. Sebelum tinggal disana, saya berpikir akan mengalami kesepian beberapa bulan. Tetapi kenyataannya justru tidak sama sekali. Sejak minggu pertama saya bertemu banyak orang, dan menjalin persahabatan.

Presiden Ahmadinejad belum lama ini bilang, kalau di Iran tidak ada kaum homoseksual. Anda juga punya teman wanita, dan bertemu dengan kaum homoseksual. Terkejutkah anda, bahwa kelompok homoseksual juga ada disana ?

Enggak terkejut, kok. Kelompok homoseksual dikalangan anak muda cukup diterima, walaupun tetap menjadi hal yang luar biasa taboe. Mereka menutupi penampilan luarnya, dan tidak membicarakan hal ini satu sama lain.

Pernah juga dibicarakan bahwa pria dan wanita hidup dipisahkan, tetapi mereka justru tertarik untuk melakukan ” sesuatu. ” ( maksudnya hubungan seks ).

Hal ini menyangkut kelompok homoseksual. Mereka gampang melakukan hubungan seks. Mereka melakukan ” anal seks” dengan wanita, jadi mereka beranggapan tidak salah untuk melakukan anal seksdengan pria. Mereka melakukan hubungan seks yang ngga ada kaitannya dengan cinta.

Juga melakukan hubungan sek pra nikah ?

Ja. Justru anal seks dilakukan kalangan anak muda, agar selaput daranya tidak menjadi rusak. Tentu tidak semuanya melakukan hal ini.

Suasana di negara Iran begitu berubah sejak Ahmadiyah menjadi penguasa.

Fakta dengan digantungnya dua cowok homo menggema diseluruh dunia. Iran bilang, kalo mereka digantung bukan karena masalah homo. Bagaimana menurut anda ?

Menurut kenalan dekat dua cowok yang digantung tersebut, mereka diketahui homo dan keduanya menjalin cinta, itulah sebabnya mereka digantung.

Tetapi menurut pemerintah Iran, mereka digantung dengan alasan pedofilia dan terlibat pemerkosaan. Tidak seorangpun yang tau persis tentang masalah ini.

Disana juga ditemukan berita – berita tentang penangkapan laki – laki muda dan pemerkosaan. Juga yang dimata – matai lewat Chatrooms.

Perasaan ketakutan bagi kelompok homoseksual, baik yang pria maupun yang wanita begitu meningkat. Mereka hidup dibawah tekanan.

Apakah anda mempunyai harapan akan perubahan situasi ?

Semuanya ini merupakan proses yang lama. Saya berpikir, bahwa semuanya ini tidak dapat dibendung lagi. Aliran informasi yang dimiliki orang – orang membuat perbedaan yang besar.

Dengan adanya film, photo, weblogs di internet, membuat terjadi pertukaran informasi dari luar kedalam negeri dan sebaliknya. Sehingga pemerintah tidak bisa membendungnya lagi. ( Dewa Dewi )

**************

Dengan situasi diatas, bisa dijadikan gambaran bahwa seks pra nikah terjadi dimana – mana.
Berpikirlah secara dewasa, dan pergunakan akal yang sehat sebelum terjatuh pada langkah yang merugikan. ( Halah, DD sok tua. Pake ngasih nasehat segalaa…… )

Category:  
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response.
0 Responses