Malam-malam berpusing ria dengan matematika. Baris dan deret aritmatika. Masih lumayan mudah, tapi variasi soal apa yang akan disuguhkan oleh Bu Lilik selaku pengampu matematika ?? Semoga tidak terlalu susah.
Menghafal sudah menjadi rutinitas pelajar Indonesia saat ini. Tidak terkecuali rumus-rumus matematika yang sukar dibahasakan karena sebagian besar hanya terdiri dari satu atau dua huruf. Tidak jarang pula ada yang merangkainya menjadi “kalimat” walaupun aneh didengarnya, namun cukup membantu menghafalnya.
Misal : Ut = 1/2 (a+Un) => Uti bagi-bagi angpau setengah tahun sekali.
b’=b/k+1 => Bebek potong asalnya dari bebek kampung yang uda dibagi kandangnya ditambah satu telor.
Untuk yang sering lupa dengan rincian rumus yang agak njlimet dan aneh, bikin plesetan rumus bisa sedikit membantu. Variasi-variasi seperti ini jarang dikemukakan di kelas, lebih sering di bimbingan belajar, mungkin hal itu juga mempengaruhi mengapa banyak siswa yang memilij ikut tambahan palajaran di bimbingan belajar. Walopun saya juga ikut bimbingan belajar, tapi saya rasa itu tidak banyak membantu.
Sesingkat apapun rumusnya, ternyata itu ada dibuku dan bisa dikembangkan sendiri. Rumus-rumus tersebut juga lebih akrab bila kita mengenalnya dari awal seperti membangun kekerabatan atau kayak orang pedekate (tapi yang di-pedekate-in rumus doank). Semakin dekat semakin sayang, semakin jauh semakin benci. Seperti tak kenal maka tak sayang.
Matematika awalnya memang menakutkan, setelah sekian tahun belajar dan selalu mendapat keajaiban pada mata pelajaran ini membuat saya semakin penasaran, sebenarnya yg bikin susah matematika tuh apa sih ?? dan jawabannya adalah penalaran . . .
Rumus yang macem-macem itu dasarnya cuma dari satu rumus dasar (seperti pada fisika). Dasarnya orang pengen mentahnya, ya gg mudeng gimana ngembangin rumusnya sehingga gg perlu ngapalin banyak-banyak