By Arief
Bulan Februari disebut juga Kisaragi, yang berasal dari bulan di mana dingin kembali menjelang sehingga kita harus memakai baju lebih tebal lagi. Tetapi di atas kalender sudah memasuki Risshun di mana musim dingin sudah selesai dan memasuki musim semi, siang pun semakin panjang.
Dengan adanya Sankanshion (tiga dingin empat hangat) maksudnya (hari-hari yang dingin tiga hari berturut-turut, setelah itu akan ada empat hari yang hangat berturut-turut), sedikit demi sedikit musim semi pun tiba. Ada pula yang disebut usui (air hujan) yang merupakan salah satu dari 24 posisi matahari, sama halnya dengan Risshun.
Meskipun tidak begitu dikenal, artinya adalah salju beku yang mencair menjadi air hujan. Mulai sekitar masa ini, puncak musim dingin pun mulai lewat, di daerah tertentu, angin pertama musim semi mulai berhembus dan mulai terdengar suara nyanyian burung bulbul. Sejak dahulu ini merupakan pertanda bahwa persiapan untuk bertani segera dimulai.
Begitu angin pertama musim semi berhembus, pucuk rerumputan mulai muncul di bulan ini, sehingga Februari juga mempunyai sebutan lainnya Kusaki harizuki (bulan pucuk rerumputan), Ume mitsuki (bulan menikmati bunga ume), Konome tsuki (bulan pucuk pepohonan) dan sebagainya.
Selain itu, bulan Februari juga merupakan bulan yang harinya paling sedikit dalam setahun, sehingga hari-hari cepat sekali berlalu, menyebabkan ada pula istilah nigatsu wa nigeru (bulan dua berlari). Begitulah rasa dingin dan hangat datang silih berganti, musim semi sudah berada di depan mata.