( Intan - Bandung ) Aku sebenarnya agak canggung untuk nyeritain masalah pribadi. Kok sepertinya mengumbar aib sendiri dipublik gituh, yah.
Tapi setelah aku renungkan, ngga apalah dimuat diblog ini. Kali aja ada yang bisa ngasih masukan dan pendapat.
Untuk menjaga beberapa hal yang emang kurasa sangat privacy banget, jadi ada hal – hal yang aku samarkan. Aku lebih fokus kemasalah yang sebenarnya.
Oh ya, sebenarnya aku masih tergolong pengantin baru. Ya, nggak baru – baru amat, sih. Sudah berjalan hampir satu taon. Bulan depan usiaku menginjak 23 tahun. Sedangkan suamiku tiga bulan yang lalu sudah memasuki usia yang ke 50 tahun. Beda jauh, ya ?
Memang. Banyak yang bertanya – tanya, kok aku mau sih kawin sama pria yang sudah gaek ? Aduh, sukar deh ngasih jawaban yang tepat. Mungkin juga karena sudah takdir.
Aku nggak ingin njelasin secara rinci kenapa aku mau menikah sama Pak Sam ( samaran ) ini. Tetapi yang jelas, beliau yang membiayai kuliahku. Jujur saja, keluargaku tergolong kurang mampu. Ketika aku masih duduk dibangku SMA, aku bertempat tinggal dirumahnya Pak Sam.
Beliau orangnya baik, ramah, dan suka ngasih nasehat. Aku juga gampang ngobrol dan membicarakan masalah keluarga kepada beliau. Dimataku, beliau adalah type yang suka mendengar dan tidak menggurui.
Karena aku sering banget ngobrol dengan beliau, otomatis beliau juga banyak mengetahui situasi keluargaku yang memang tergolong kurang beruntung ( dalam hal ekonomi ). Apalagi kalo sudah waktunya bayar kost, biasanya kiriman dari ortu datangnya sering lambat dari yang sudah dijadwalkan. Biasanya aku terus terang sama Pak Sam, kalo keuangan dirumah lagi ngadat.
Pak Sam memakhluminya. Pak Sam adalah orang terpandang dan mempunyai kedudukan yang lumayan. Dari segi ekonomi, beliau tergolong orang berkecukupan. Tetapi Pak Sam ini belum pernah menikah, walaupun usianya merembet ke angka berkepala 5. Aku sendiri nggak pernah menanyakannya. Nggak enak. Ini khan masalah pribadi.
Singkat cerita, akhirnya aku jadi sayang sama Pak Sam. Bahkan Pak Sam bersedia membiayai kuliahku di perguruan negri Bandung. Taon lalu aku sudah diwisuda. Ternyata kedekatanku dengan Pak Sam banyak digunjingkan kanan kiri.
Ada yang memfitnah kalo Pak Sam nggak mau menikah karena suka sama daun – daun yang masih muda, dan tidak mau terikat. Ada juga yang bilang, kalo Pak Sam sebenarnya sedang mencari kesempatan. Makanya rumahnya diperuntukkan buat cewek – cewek kuliahan. Ah, namanya juga fitnah !
Setelah melewati suara – suara sumbang, akhirnya aku dan Pak Sam menikah. Sewaktu masih pacaran sama beliau, kami nggak pernah melakukan hal – hal yang menjurus ke hubungan seksual. Inilah yang membuatku percaya, kalo Pak Sam bukan seperti yang difitnahkan oleh orang – orang yang iri.
Jujur saja, Pak Sam ini orangnya lebih energik dibandingkan dengan usia beliau yang sebenarnya. Diusianya yang ke 50, beliau masih kelihatan awet muda. Beliau juga suka olah raga, dan perhatian banget sama makanan yang dikonsumsi sehari – hari.
Permasalahan yang aku hadapi sewaktu malam pengantin, ternyata diluar dugaan. Karena aku masih perawan dan tidak mempunyai pengalaman, aku agak was – was juga. Aku rasa perasaan ini juga menghinggapi wanita laen disaat malam pertama.
Pada malam pengantin tersebut, kita hanya tidur saja. Aku sendiri capek banget dan beliau juga. Seharian kita disibukkan dengan acara pesta. Karena itulah aku seneng banget ketika Pak sam secara tiba – tiba ngasih kejutan untuk berbulan masu di Bali. Sore itu kita terbang ke Den Pasar.
Sebagai pengantin baru, aku merindukan sekali bagaimana indah dan manisnya madu disaat hari – hari pertama pernikahan. Karena Pak Sam hanya mencium dan memelukku saja, maka aku yang ambil inisiatip untuk mengajak bercinta. Mungkin beliau memancingku.
Disaat aku memulai, ternyata ada hal yang ganjil. Walo gaun malam dan lingerie yang aku pake sexy ( dipandang secara umum ), kok Pak Sam sepertinya nggak nafsu, gitu. Padahal aku sudah memulai dengan jurus – jurus yang sering aku baca dari majalah perkawinan.
Aku pikir mungkin beliau masih kecapean. Aku terus bersabar dan mencoba memijit – mijit beliau, sambil tak henti – hentinya mengucapkan rayuan – rayuan mesra. Akhirnya beliau terpancing juga. Kita bercumbu dan berpelukan penuh gairah.
Melihat hal ini hatiku bersorak, dan nafsuku menjadi menggebu. Bahkan aku bisa bilang, saat itulah aku merasakan cumbuah yang begitu mesra dengan seorang pria.
Seluruh badan seperti bergetar – getar. Setelah sekitar 15 menit kita melakukan pemanasan, akhirnya aku sudah siap – siap jika Pak sam melakukan panetrasi. Tak lupa aku meletakkan handuk dibawah pantatku. Aku tidak ingin darah pecahnya selaput dara ngotorin tempat tidur.
Setelah aku meregangkan kedua paha, aku kok tidak merasakan apa – apa. Setelah agak lama, akhirnya aku nggak sabar. Mungkin aku terlanjur begitu dilanda nafsu yang menggebu. Secara sponta aku raih anu-nya, dan aku genggam. Alangkah kagetnya aku! Ternyata anu-nya Pak Sam kecil sekali, dan lemas.
Ternyata beliau nggak bisa ereksi. Melihat reaksiku yang kaget tersebut, Pak Sam tiba – tiba panik. Beliau lari ke kamar mandi. Dan beliau menangis. Dan akupun tak kuasa membendung air mata.
Akhirnya terbongkarlah, kenapa Pak Sam tidak bernah menikah, dan jadi bujangan tua. Ternyata beliau mengalami sakit impoten. Sejak kejadian itu, Pak Sam seperti malu dan rendah diri. Bahkan Pak Sam bilang, kalo aku diperbolehkan menjalin cinta dengan orang lain ( seks ), asal tidak membongkar rahasia ini ke orang lain.
Sebagai wanita muda yang normal, aku juga merasa kecewa dengan kenyataan ini. Aku juga ingin merasakan hubungan intim, seperti layaknya pasangan yang lain. Akhirnya tiga bulan setelah menikah, aku menjalin cinta dengan seorang mahasiswa yang kost-nya tidak jauh dari rumah Pak Sam.
Biasanya kita jalan – jalan ke puncak. Dan melepaskan nafsu disana. Pak Sam juga tau. Kalo aku pamitan ke Puncak, berarti aku sedang kencan dengan mahasiswa tersebut.
Setelah dua bulan sering kencan dengan mahasiswa, ternyata aku dikasih kejutan. Waktu itu aku dijemput doi pake mobil. Bukan mobilnya, karena ada yang mengendarainya. Setelah aku memasuki mobil, aku langsung dikasih kaca mata hitam gede yang menutupi sebagian besar wajah.
Aku nggak bisa melihat apa – apa, kecuali warna gelap. Dikaca mata tersebut ada sebuah kabel kecil yang mengeluarkan suara musik disco. Aku juga juga dikasih minuman. Menurutnya sih cuma minuman ringan agar bisa rileks. Aneh, setelah minum ternyata membuatku terasa ringan dan perasaan riang.
Setelah mengendarai mobil, yang kira – kira memakan waktu satu jam, kita turun. Aku dituntun, karena aku nggak boleh melepas kaca mata. Kita berjalan melewati ruangan yang terasa nyaman. Setelah sampai diruangan yang dituju, tiba – tiba pacarku melucuti bajuku. Ini aneh !
Setelah aku hanya menggunakan celana dalam dan BH, kaca mata dilepas. Terdengar musik sayup – sayup yang romantis.
Aku terkejut, karena disitu ternyata ruangan besar yang mewah, yang hanya dipenuhi cewek dan cowok tanpa busana. Nggak telanjang bulat sih. Ceweknya pake celana dalam dan BH seperti juga aku. Aku langsung disapa akrap seperti layaknya orang yang sudah mereka kenal.
Disitu kita ngobrol santai dan minum sambil ndengerin musik. Ternyata kejutannya belum selesai, lima belas menit kemudian muncul striptis yang diiringi musik disko. Pria dan wanita yang hadir pada riang dan ikut jingkrak – jingkrak.
Terus disitu cewek dan cowok pada bercumbu tanpa malu sama lain. Aku bengong dibuatnya. Aku juga merasa risih, dan jadi kurang bisa menikmati. Akhirnya aku meninggalkan ruangan dan menuju salah satu kamar yang tidak ada penghuninya.
Setelah ngobrol dengan teman kencanku, aku memilih diantarkan pulang. Aku tidak bisa menikmati acara seperti itu. Walo dia menjelaskan kekagetanku adalah hal yang lumrah bagi member baru, tetapi aku tidak menggubrisnya. Aku memaksa ingin pulang.
Setelah kejadian itu, aku merasa bersalah sekali kepada Pak Sam. Walo beliau mengijinkanku untuk mencari pria yang bisa memenuhi kebutuhanku yang satu ini, tetapi tiba – tiba aku merasa amat bersalah.
Akhirnya aku putuskan hubunganku dengan mahasiswa itu. Tetapi dia tidak bisa menerima, dan marah sekali. Bahkan dia sering kirim teror lewat SMS, dan mengancam untuk menghabisi nyawaku. Dia menuntut agar aku bersedia lagi kencan dengannya ! Inilah yang membuatku resah, dan tidak bisa aku ceritakan ke orang lain begitu saja.
Mungkin ada pembaca yang mau kasih pendapat , seharusnya gimana aku menghadapi mahasiswa tersebut ? Dan apakah aku bisa hidup bahagia dengan Pak Sam tanpa hubungan intim ?
Terima kasih atas saran dan pendapatnya.