Satu hal yang tidak bisa dipungkiri, bahwa setiap orang senang dipuji. Hal ini berlaku universal, tanpa melihat umur, status dan latar belakang seseorang. Baik pria maupun wanita, keduanya senang mendapat pujian. Karena pujian merupakan reaksi dari individu ke individu lain yang bersifat positip. Pujian tidak bisa diminta dari orang lain, karena pujian berbentuk reaksi yang biasanya spontanitas.
Pujian adalah amat bernilai sekali, sebagai wujud penghargaan terhadap seseorang. Yang biasanya diikuti oleh meningkatnya motivasi dari orang yang mendapatkan pujian. Namun didalam praktek, memuji seseorang adalah tidak gampang. Banyak yang ingin memuji, malah akhirnya bermasalah. Apalagi didalam pergaulan antara pria dan wanita.
Contohnya saja. Seorang pria yang yang sedang berada di kantor, memuji collega-nya yang wanita dengan kalimat begini,
” Bibirmu kok seksi banget , sih ? ” Atau
” Suaramu ini seksi banget . lhoh. “
Kalau dihayati, seperti tidak ada yang salah. Yang namanya juga memuji seseorang, khan sak kepenake dhewe ( seenaknya sendiri ). Tetapi kalau dicermati, terasa kurang tepat pujian tersebut. Dilihat dari suasana, tempat dan hubungan antar individu pada saat itu. Tetapi ada hal positip. Orang tersebut sudah mau memuji sejawatnya. Niat ini sudah harus diberi nilai plus. Yang perlu digarap, hanya cara mencurahkannya.
Maka dari itu, penting diperhatikan ” rambu – rambu ” didalam memuji wanita. Agar yang mengirim pujian juga mendapatkan reaksi dari orang yang dipuji. Biasanya ucapan,
“Terima kasih. “
Dan yang dipuji tidak menjadi malu, tersinggung, atau justru marah dan mendamprat.
Ada 6 hal yang harus diperhatikan dalam memuji wanita, yaitu :
1. Memuji fisik seseorang tanpa menimbulkan maksud erotis.
Jika anda melihat seorang wanita yang cantik, bahenol, montok, dan bibirnya seksi, tentu anda ingin mengomentari sesuai yang anda lihat. Otak anda akan merespon apa yang ditangkap mata. Tak heran, kata cantik, montok, bahenol, seksi, cenderung keluar dari mulut.
Tetapi apa yang diharapkan wanita ? Wanita ingin dipuji kecantikannya, tanpa dimaksudkan sebagai obyek seksual. Kalau seorang pria bilang,
” Mbak ini kok dadanya montok banget, sih? ”
Maka wanita tersebut merasa dihargai sebatas dadanya saja. Kata “montok “lebih dekat dengan kata – kata yang mengarah ke erotis. Dia juga menyadari kalau dadanya montok, tetapi ingin mendapatkan pujian dari orang lain, tentang kecantikannya secara keseluruhan. Coba anda ganti dengan kalimat,
“Mbak ini badannya tampak bugar, dech. ” Atau anda bisa kreatif dengan kalimat yang lain.
2. Memuji lebih tepat diungkapkan dalam bentuk kalimat.
Bukankah banyak cowok yang memuji kecantikan cewek dengan bahasa tubuh. Seperti dengan gerakan tangan, atau bersiul. Orang yang memuji dengan cara ini, menunjukkan kalau orang yang tidak kreatif. Yang dipuji justru merasa kurang nyaman, dan salah tingkah. Bahkan jika seorang cowok menggoda wanita dengan siul – siul, ceweknya malah risih. Penggoda seperti ini tergolong cowok – cowok yang kurang kreatif dalam bersosial.
3. Jangan hanya memuji luarnya saja, tetapi pujilah intelektualnya.
Setiap orang ingin dipuji, kalau orang tersebut berisi. Walau bukan seorang yang berpendidikan tinggi, atau mempunyai pekerjaan yang wah. Pujian yang menyangkut intelektual atau kepandaian seseorang, ini sangat nikmat untuk didengar. Kecantikan adalah bagian yang didapat sejak lahir, walau tidak mutlak. Lihat saja seperti halnya, rambut, mata, kulit dan sebagaiannya.
Tetapi intelektual seseorang, merupakan sebuah proses dari pembelajaran yang lama. Yang dipelajari sejak kecil. Jadi kalau seseorang dipuji seperti,
“Mbak ini cara mikirnya mateng banget, ya ? “
Tentu kata “mateng ” melambangkan tingkat kedalaman berpikir. Orang tersebut merasa dihargai “isi “otaknya.
4. Memuji tanpa berlebih – lebihan.
Walau setiap orang senang dipuji, tetapi kalau kelewatan kadang justru memalukan seseorang. Atau paling tidak membuat orang tersebut kurang sreg. Ditambah lagi kalau pribadi yang bersangkutan type pemalu.
5. Memujilah karena keiklasan, bukan karena pamrih.
Banyak orang memuji seseorang, karena ingin memberikan kesan kalau dirinya ramah, sopan dan sebaiknya. Bahkan mungkin juga mengharapkan pujian balik.
6. Belajarlah dan praktekkan memuji seseorang.
Jika anda ingin memuji lawan jenis, ini tidak terjadi begitu saja. Anda harus mengetahui orang tersebut. Dia sahabat, sejawat atau kekasih. Karena akan berbeda dalam penerapannya.
Akhirnya Dewa Dewi hanya berpesan, ” Pujilah seseorang, jika orang tersebut memang layak dipuji. Memuji orang lain selalu menghasilkan hal yang positip bagi kedua belah pihak.
Bagaimana didalam kehidupan anda ? Apakah anda lebih sering mendapatkan pujian, atau memuji seseorang ?