Mengapa Janda Lebih Memikat dan Menarik?

Jangan pernah memandang sebelah mata pada seorang janda. Ambil segi positifnya. Jangan pernah mengungkit masa lalunya. Tidak semua janda dahaga seks walaupun mereka telah lama tidak berhubungan di ranjang.

Namun dengan pengalaman yang pernah ia lalui, pasangan bisa mendapatkan kepuasan yang tidak terlupakan di atas ranjang. Janda memang menarik. Dari dunia selebriti Barat, janda cantik Demi Moore dikawini Ashton Kucher. Paul Bettany mengawini janda Jennifer Connelly.

Barangkali tak seorang wanita pun ingin menjadi janda. Wanita mana yang mau? Namun ada sebuah penelitian di sebuah desa di Indonesia yang terkenal banyak jandanya dan tingginya kawin cerai. Dalam penelitian itu ditulis, desa itu banyak janda karena wanitanya malas bersolek apabila telah memiliki suami. Inilah yang membuat suaminya boring pada istrinya, dan akhirnya berujung pada perceraian.

Uniknya, wanita-wanita yang kemudian dicerai itu akhirnya menjadi pesolek ketika berstatus janda. Sehingga para janda itu dengan mudah dapat suami baru. Setelah menikah kembali, wanita itu malas bersolek lagi, dan diceraikan lagi oleh suami barunya, maka jadi janda lagi. Dan terjadilah kawin cerai, yang banyak melahirkan janda.

“Menjadi janda memang tidak menyenangkan, apalagi usia masih muda. Sebagai janda, membendung keinginan seksual tidak semudah saat masih lajang. Sebagai manusia normal yang pernah merasakan kehangatan suami, kerap muncul keinginan dalam diri untuk digauli.”

Begitulah ungkapan isi hati Bertha (bukan nama sebenarnya). Diusianya yang masih relatif muda, 28 tahun, dirinya terpaksa hidup menjanda.

Pernikahannya dengan Surya (bukan nama sebenarnya), hanya sesaat. Sebuah kecelakaan telah merenggut nyawa pria yang bekerja sebagai Marketing Manager sebuah perusahaan periklanan.
Shock, sedih dan gamang. Semua perasaan bercampur menjadi satu. Bertha merasa hari-harinya kelabu. “Akankah saya bisa menjalani hari-hari tanpa didampingi orang yang amat saya cintai?” ujarnya. Rasa was-was terus bergejolak dihatinya. Saat ini, sedikitpun ia tak mampu membayangkan masa depan yang akan dilalui.

Belum lagi jika mengingat kondisi masyarakat yang masih banyak menganggap janda merupakan sesuatu yang ‘negatif’ dalam kehidupan masyarakat sekitarnya. Sebenarnya, kondisi seperti ini tidak hanya berlangsung di wilayah Timur seperti Indonesia saja, di Barat pun demikian. Contohnya seperti kasus yang dialami Raja Edward VIII. Sang Raja terpaksa mengorbankan tahta kerajaannya hanya karena dirinya memilih menikahi janda cerai Wallis Simpson.

Ditengah kesunyian, Bertha hanya bisa melamun. Memikirkan hari depan esok kelak. Tanpa perlu di-rewind masa indah yang telah ia lalui bersama suami yang ia kasihi terbayang dipelupuk matanya. Apalagi, masa pernikahan mereka berlangsung harmonis. Termasuk dalam kehidupan ranjang.

Surya memang termasuk sosok pria yang paham betul bagaimana memperlakukan wanita di atas ranjang maupun di luar ranjang. Bagi Bertha, tidak ada lelaki se elegan Surya. Keinginan untuk dimanja, dibelai, dicumbu dan digauli terkadang dirasakan oleh Bertha.

Mengingat umur wanita cantik, bermata bulat ini masih muda, tak bisa dipungkiri dorongan seksual kerap melanda. Bertha sendiri masih berharap jika suatu hari, ia bisa mendapatkan pengganti Surya. Pakar sex, Dr. Mulyadi menjelaskan, “Dorongan seksual dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu hormone testosterone, rangsangan seksual yang diterima, keadaan kesehatan tubuh, faktor psiko-sosial, dan pengalaman seksual sebelumnya.”
Lebih lanjut Dr. Mulyadi mengungkapkan bahwa biasanya, dorongan seksual semakin meledak jika ada rangsangan seksual dari luar, baik berupa rangsangan fisik seperti ciuman dan rabaan.

Selain itu, rangsangan psikis, seperti rangsangan audiovisual, seperti suara yang merdu, gambar erotis dan bau parfum juga turut mempengaruhi dorongan seksual semakin meninggi. “Janda kembang dengan usia muda memiliki hormone testosterone yang optimal. Hal ini menyebabkan dorongan seksualnya masih kuat,” tambahnya.

Category:  
You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response.
0 Responses